Bagaimana kalau perasaan ini semakin dan aku tidak sanggup menahannya?

Maulana M. Ibrahim
3 min readApr 8, 2024

--

Ilustrasi merupakan dari hasil Copilot Ai

itu yang aku pikirkan akhir-akhir ini. semakin tidak ingin memikirkan semakin mendalam perasaan ini. iya aku berusaha untuk menampiknya tapi tetap saja perasaan itu ada. menerima dengan lapang juga tidak sanggup. harusnya akan segera mereda semoga saja.

aku sebenarnya sudah tidak ingin rasa-rasa seperti ini. menyebalkan. itu yang selalu aku pikirkan. usia yang sebenarnya udah bukan waktunya manja-manja dengan perasaan. seharusnya malah mengesampingkan perasaan itu. begitu kan dewasa?. harus berjuang dengan sekuat tenaga tanpa harus memikirkan apakah perasaan dianggap atau tidak. aku juga tidak tahu. seperti tidak layak saja untuk merawat perasaan. sakit hati di usia dewasa sepertinya tidak semudah dulu.

nyatanya perasaan ini masih ada. orangnya? entahlah aku juga tidak berharap padanya. hanya karena ketemu lagi dan rasa itu kembali. tapi aku akan mengabaikan bahkan nanti saat memiliki pasangan. katanya pasangan bukan sesuai dengan apa yang rasa dimiliki. menyedihkan memang. katanya karena memang bersama, menerima segala kekurangan yang ada, mampu berkerjasama dan entahlah apa sih yang orang pikirkan soal jodoh.

aku sebenarnya juga udah gak mau gimana-gimana soal hal itu. sederhana saja yang penting sama-sama mau saja. mau menerima mau berkolaborasi, kerjasama, menghargai dan menghormati pilihan ada. tapi juga tidak memungkiri kalau nanti saling kritik, tukar pikiran, ataupun kalau ada hal-hal yang memang sudah tidak sesuai juga memperingatkan atau bahkan menghentikan. ya begitulah. aku merasa memiliki pasangan seperti memiliki teman yang mengarungi kehidupan yang tidak mudah. jadi tentu banyak beda pandangan, beda pendapat, beda pemikiran, beda perilaku dan beda kemampuan. tapi dengan beda yang ada mau terbuka dan mempertimbangkan dengan baik. entahlah mungkin itu khayalan saja.

aku sebenarnya tidak mencari pelayan. jadi sebenarnya aku juga harus bisa mengurusi diri sendiri. sayangnya aku tidak pandai mengurusi diri sendiri. tidak rapi dan tidak peduli, egois tinggi, harus diterima, tidak terbuka, dan banyak hal yang sama sekali tidak dengan seharusnya. aku pernah membahasnya tentang menghargai orang lain. itu pengakuan dosaku. soal tidak menghargai orang lain. jika itu terjadi pada orang lain. bagaimana pun mungkin akan terjadi dengan pasangan. makanya aku juga harus membereskan diri sendiri dengan baik.

tentu orang-orang yang mau menerimaku tidak sebanyak orang-orang yang membenci tanpa bilang. ya begitulah yang aku pikirkan. aku tentu memiliki orang-orang yang julid walaupun sampai saat ini tidak sadar. aku selalu overthiking soal itu. tapi ya begitulah kehidupan tidak selalu disukai semua orang. jadi sudahlah.

kalau aku tidak banyak yang mau menerima, lalu bagaimana dengan perasaan ini yang kini tidak terkendali. apakah dia mau menerima perasanku atau malahan perasaan ini akan dicampakkan?. jadi sepertinya memang sudah saatnya aku kembali menikam perasaan ini. menghancurkan tanpa tersisa. dan membiarkan dia tidak muncul kembali. aku tidak ingin sakit hati lagi. lagi pula dia pantas mendapatkan yang lebih baik. itu pesimis ku. tapi jika memang sudah saatnya aku mengatakan. akan kukatakan dengan resiko penolakan. tapi tak masalah, aku memang berniat seperti itu. setidaknya aku akan berusaha untuk tidak menaruh perasaan ini kembali. ya begitulah, menaruh perasaan pada orang-orang yang tidak tepat hanya menimbulkan dampak kurang baik untuk diri sendiri. menerima sakit hati tidak semudah dan secepat itu.

tapi mungkin saat ini aku biarkan perasaan ini menguasai. setidaknya kalau sudah waktunya, aku akan mengungkapkan dan melatih diri untuk sakit hati lagi. ya aku melatih lagi. perasaan lagi, sakit hati mungkin juga terjadi. semoga tidak sakit hati lagi. penerimaan lebih luas.

--

--

Maulana M. Ibrahim
Maulana M. Ibrahim

Written by Maulana M. Ibrahim

Panggil saja Mas Maul. Tempat nulisanya manusia yang ingin menjadi penulis suatu saat nanti. Tulisannya random, mulai dari cerita, puisi dan kata-kata.

No responses yet